Hieroglif atau Hieroglyphic—dalam bahasa Inggris—adalah
tulisan formal yang dipakai oleh masyarakat Mesir Kuno, dan terdiri dari
kolaborasi elemen-elemen yang ada di logograf dan juga alfabet.
Seperti halnya Kuneiform, Hieroglif merupakan sistem
tulis tertua yang diketahui manusia sejauh ini. Di kisaran 3000 tahun sebelum Masehi
silam, masyarakat Mesir Kuno menggunakan Hieroglif Kursif untuk sastra
keagamaan dalam papirus serta kayu-kayu.
Ada juga tulisan yang relatif lebih kecil dalam
penulisannya, disebut; hieratik dan demotik. Tetapi, secara teknis, tulisan
berukuran kecil itu bukanlah golongan dari genre Hieroglif.
Bentuk dari Hieroglif menyerupai lambang, seperti
halnya; gambar manusia, hewan, benda, dan seperti Kuneiform; berbentuk ”paku”.
Hieroglif telah ada lebih dulu sebelum kesusastraan
tradisi artistik Mesir. Semisal; simbol pada tembikar Gerzean yang serupa
dengan penulisan Hieroglif.
Penemuan Hieroglif yang teranyar dan menghebohkan
yaitu ketika ditemukan batu Rosetta, di sekitar tahun 1799. Orang yang
menemukan adalah Jean Francois Champollion.
Sebagai catatan, batu Rosetta merupakan batu yang ”memudahkan”
para peneliti untuk menerjemahkan teks-teks kuno dalam kamus demotik bahasa
Mesir, bahasa Yunani, dan Hieroglif Mesir itu sendiri. Jadi, bisa dikatakan, penemuan
batu Rosetta ini cukup vital perannya dalam kesusastraan, khususnya lagi sastra
Mesir dan Yunani.
Hieroglif sangatlah rumit, seperti ”fonogram”. Yakni
simbol yang ”tertulis”. Tapi, kadang, ”simbol tertulis” ini tidak mengartikan
simbol itu sendiri – akan tetapi tetap mempunyai kaitannya tersendiri. Semisal,
ada simbol bergambar ”jam tangan” pada salah satu dinding, nah, hal demikian tidak
berarti artinya ”jam tangan” seperti yang digambarkan. Jam tangan yang
digambarkan bisa saja memiliki arti sebagai ”matahari”, di mana pada zaman
dahulu, untuk mengetahui waktu hanya mampu menerka dengan melihat posisi matahari.
0 komentar:
Posting Komentar