Pada 4 November (sebagian mengatakan 5 Desember)
1872 silam, kapal Dei Gratia menemukan sebuah kapal berjenis Square Rigged yang
sedang berlayar dari pelabuhan New York menuju Italia. Namun, kapal itu
berlayar tanpa nahkoda, tidak satu orang pun yang ada di dalamnya. Diketahui,
kapal tersebut adalah kapal Mary Celeste.
Mary Celeste ditemukan dalam kondisi rapi,
barang-barang di dalam kapal terlihat utuh, tidak berantakan—termasuk
barang-barang berharga. Satu-satunya petunjuk yang ditemukan—dan dianggap
sebagai hal yang membingungkan—adalah secarik catatan dari sang kapten kapal,
Benyamin Spooner Brigg. Dalam catatan itu, Spooner menulis bahwa; cuaca tampak
buruk dan mungkin akan terjadi badai sebentar lagi.
Di manakah penumpang atau pun awak kapal? Jika memang
telah terjadi badai hebat, mengapa barang-barang yang ada di dalam kapal tidak
sedikit pun berantakan, atau setidaknya ada satu benda yang tergeletak jatuh? Menurut
data, semua benda tampak rapi. Selain itu, ditemukan sebotol obat yang telah
dibuka tutup botolnya, namun masih utuh tanpa ada bekas tumpahan. Lebih aneh
lagi, Mary Celeste diklaim oleh sekelompok orang dari Dei Gratia—kapal yang
menemukannya—tetap pada jalur pelayarannya yang benar, dan telah meninggalkan
New York sejauh kurang-lebih 500 kilometer.
Tetapi, jadi tidak logis kalau Mary Celeste
ditemukan dalam jalur yang tepat tanpa awak kapal bahkan satu penumpang. Apa
yang membuat sebuah kapal tanpa seseorang pun ini tetap berlayar dalam jalur
pelayaran yang benar, hingga sejauh 500 KM?
Hmm...
Usut punya usut, kabarnya Mary Celeste adalah kapal
yang memang memiliki kisah mistik tersendiri. Menurut data, Robert McLellan,
sang kapten pertama kapal, menderita pneumonia (radang paru-paru) setelah 9
hari memimpin. Setelahnya John Nutting Parker menggantikan Robert McLellan, dia
mengalami kenaasan selagi kapalnya berlayar. Kapal Mary Celeste yang dipimpin
oleh Parker tidak sengaja menghantam sebuah kapal kecil milik nelayan, di
tengah badan kapal, terjadi keanehan dengan munculnya secara tiba-tiba kobaran
api, dan ini menyebabkan Mary Celeste harus diperbaiki. Oleh karena insiden ini
pula, Parker harus rela dipecat dari jabatannya. Dan bencana demi bencana terus
berdatangan.
Sejarah
singkat:
Awalnya, kapal penuh mistik ini bernama Amazon. Berat
kapal sekisar 282 ton, terdaftar dalam absensi perkapalan dengan tiga nama,
yaitu; James H Winchester, Sylvester Goodwin, dan Benjamin Spooner Briggs.
Seiring waktu, kapal yang dianggap telah banyak
merugikan ini akhirnya berganti kepemilikan, tepatnya pada tahun 1867 dan
dibeli seharga 11.000 dollar (sekarang sekitar 16.000 dollar) oleh sang
pembeli, James H Winchester. James membakukan kepemilikannya atas kapal Amazon
yang sebelumnya dimiliki bersama 2 teman lain—Goodwin dan Spooner. Dan Spooner mempunyai
sebagian saham dari kapal—tapi James tetap dianggap sebagai pemilik kapal.
Mulai saat itulah Amazon berganti nama menjadi Mary
Celeste. Spooner diangkat menjadi kapten Mary Celeste. Di bawah pimpinan
Spooner ini misteri demi misteri datang silih berganti.
Pada 1872, tepatnya pada tanggal 5 November, Mary
Celeste berlabuh di pelabuhan New York dan mengangkut kargo-kargo berupa
alkohol sebanyak 1.701 barel, yang mempunyai nilai sekisar $35.000 (saat ini
sekitar $513.000). Ditambah 7 awak kapal serta kapten, Spooner, dan juga 2
penumpang—istri Spooner yang bernama Sarah dan anaknya yang bernama Mathilda,
saat itu baru berusia 2 tahun. Rencananya, rute kapal akan dimulai dari Staten
Island, New York, menuju Genoa, Italia.
Sebelum kapal berangkat, Spooner sempat
berbincang-bincang bersama David Reed Morehouse, teman lama yang sekaligus
merupakan kapten dari kapal dagang Inggris, Dei Gratia—kapal yang menemui Mary
Celeste dalam keadaan kosong, seperti yang telah dicatat di atas.
Dalam perbincangan antar Spooner dan David, kedua
kapten itu mengetahui jika masing-masing kapal ternyata memiliki tujuan
pelayaran yang berdekatan—menuju laut Atlantik melewati selat Gibraltar menuju
Mediterania. Tetapi Dei Gratia masih menunggu muatan kapalnya. Sehingga Mary
Celeste berlayar lebih dahulu, tepatnya pada 7 November 1872. Sedangkan kapal
yang dipimpin David, Dei Gratia, menyusul 8 hari kemudian. Hematnya, kapal Dei
Gratia yang dikapteni David pun berlayar selama kurang-lebih 21 hari.
(Sementara Mary Celeste telah lebih dahulu berlayar). Nah, pada siang hari,
seorang awak kapal Dei Gratia, John Johnson, ”tidak sengaja” menyaksikan sebuah
kapal yang berjarak sekisar 5 mil dari kapal Dei Gratia—posisi kapal Dei Gratia
saat itu berjarak sekisar 600 mil di sebelah barat Portugal.
Johnson yang menyadari keanehan kapal yang dia
lihat—posisi kapal menyimpang dan layarnya terlihat agak sedikit robek—segera
menghubungi perwira kedua kapal, John Wright, yang kemudian menghubungi sang
kapten David. Kemudian Dei Gratia segera mendekati kapal tersebut, mereka
menyadari jika kapal itu adalah Mary Celeste, kapal yang dibawa oleh Spooner
dan kawan-kawan. Seluruh awak kapal Dei Gratia heran dengan apa yang mereka
saksikan, karena seharusnya Mary Celeste telah sampai tujuan.
Dei Gratia semakin mendekati Mary Celeste hingga
berjarak 400 yard dan mengamatinya beberapa saat. Kemudian mereka menyimpulkan
jika Mary Celeste telah terseret arus menuju selat Gibraltar. Awak kapal Dei
Gratia, Oliver Deveau, memimpin sebuah tim kecil untuk menghampiri Mary
Celeste.
Sesampai di badan kapal, Oliver menemukan kapal
dalam keadaan basah, namun dia tidak menemukan satu pun penumpang di dalamnya.
Menurut Oliver, ada banyak air di dek, bahkan air setinggi 1,1 meter di dalam
palka. Anehnya, keadaan Mary Celeste saat itu—selain hanya dipenuhi
air—dianggap ”baik-baik saja”, atau dengan kata lain, Mary Celeste masih dapat
berlayar.
Selain air yang memenuhi dek kapal, dokumen-dokumen
dari kapal dinyatakan telah hilang, hanya ada secarik catatan dari Spooner,
sang kapten kapal. Sementara jam tidak lagi berfungsi dan kompas telah hancur.
Sekstan dan kronometer pelayaran juga menghilang. Selain ini semua, sebuah
sekoci untuk menyelamatkan diri juga tidak berada pada tempatnya. Bekas-bekas
yang ada di sekitarnya menunjukkan jika sekoci itu dilepas secara sengaja. Tapi
anehnya, jas hujan yang digunakan untuk berjaga-jaga masih lengkap dan tidak
dibawa ke dalam sekoci. Jangkar kapal pun tidak diturunkan, layar kapal tidak
dinaikkan serta tidak dikunci sehingga berputar liar. Lebih aneh lagi, 1.701
barel alkohol di dalam kargo kapal, ditemukan dalam keadaan rapih dan lengkap.
Kemudian, saat muatan kapal dibongkar sesampai di Genoa, 9 tong barel ditemukan
kosong dan tidak terlihat adanya bekas kebocoran, bahkan sama sekali tidak ada
bau-bau alkohol yang tercium.
Selanjutnya baca di sini: Misteri Kapal Mary Caleste (2)
0 komentar:
Posting Komentar