Artikel ini adalah bagian dari post sebelumnya: Misteri Kapal Mary Caleste (1)
Fakta ini membuat teori adanya serangan ”bajak laut”
jadi hal yang hampir tidak mungkin: tidak ada tanda-tanda kekerasan yang terjadi
di atas kapal, atau setidaknya, barang-barang berharga menghilang. Tetapi,
faktanya sama sekali berlawanan.
Oliver memasuki ruangan salah satu awak kapal Mary
celeste, Albert Richardson. Di dalamnya, Oliver menemukan beberapa tulisan yang
terlihat seperti kalkulasi tapi tidak selesai. Dan saat memasuki ruangan
Spooner, Oliver tidak menemui adanya catatan yang menyangkut ihwal kabar
mengenai cuaca buruk.
Setelah Mary Celeste dibawa ke Genoa, penyelidikan
misteri ini pun segera diteliti oleh tim Vice Admiralty Court. Namun,
teori-teori yang disampaikan oleh pihak peneliti tidak cukup memuaskan.
Ada banyak teori yang berusaha mengungkap misteri
Mary Celeste, di antaranya:
>> diculik oleh Alien, tersedot lorong waktu,
dilahap monster-monster laut, sampai indikasi karena segitiga bermuda.
Tapi,
kesemuaan teori di atas nyatanya hoax belaka. Teori segitiga bermuda jadi tidak
mungkin sebab posisi kapal sangat jauh dari tempat kejadian. Diculik Alien pun
tidak mungkin, tersedot lorong waktu, mau pun dilahap oleh monster-monster laut
sangatlah tidak logis. Jika memang kapal telah diserang oleh monster laut,
pertanyaannya; mengapa kapal masih dalam keadaan baik-baik saja—seakan-akan,
monster laut yang menyerang adalah monster pembunuh yang cinta lingkungan?
Intinya, teori-teori tadi sangatlah tidak memungkinkan. Sebab, selain keadaan
kapal yang masih ”sehat-sehat saja”, juga tidak ditemukan bercak-bercak darah
yang dapat menguatkan teori-teori tersebut.
Teori lain menyebutkan:
>> pembunuhan oleh kru Dei Gratia.
Teori ini juga tidak relevan, sebab, Mary Celeste
telah lebih dahulu berlayar dari kejauhan hari (sekitar satu minggu) sebelum
kapal Dei Gratia berlayar. Lagi pula, hal ini telah dibantah oleh David, dkk.
Dan otoritas berwenang pun tidak menemukan tanda-tanda adanya pembunuhan
terselubung.
>> terjadi badai besar.
Mungkin ini terdengar sedikit logis. Namun, jika
memang Mary Celeste telah diamuk oleh badai besar, pertanyaannya; mengapa kapal
tidak tenggelam? Dan juga, fakta-fakta mengenai teori ini dianggap lemah;
jumlah air di kapal tidak cukup untuk menenggelamkannya, dan kapten kapal,
Spooner, yang berpengalaman tentu mengetahui hal ini sehingga dia tidak gegabah
memerintahkan evakuasi. Satu hal lagi yang menampik teori tersebut; menurut
laporan setempat, tidak ada terjadinya badai di sekitar wilayah.
Kemudian teori dari David Williams >> terjadi
gempa bumi.
Menurut David Williams, yang pernah mengalami
beberapa kali gempa bumi ketika sedang berlayar; ada kemungkinan gempa bumi
telah terjadi dan membuka 9 tong barel berisi alkohol yang kemudian bocor ke
lambung kapal. Menurutnya, gempa inilah yang menyebabkan perapian di dek bergeser.
Sementara bau alkohol dan bara api yang tercium mungkin telah membuat para awak
meninggalkan kapal untuk menyelamatkan diri dan karena Mary Celeste terus
berlayar, maka para awak yang telah berada di dalam sekoci tak dapat lagi
mengejar kapal sehingga mereka tewas di lautan.
Tapi sekali lagi, meski agak logis dari teori-teori
sebelumnya, asumsi ini menjadi lemah karena para awak kapal Dei Gratia tidak
merasakan adanya gempa, demikian pula pengakuan dari penduduk sekitar Portugis.
Dan fakta menyebutkan sama sekali tidak ada bau alkohol yang tercium dari kapal
serta tidak terbukti adanya tumpahan-tumpahan alkohol.
>> adanya water-spout, semburan air.
Semburan air laut yang menjulang tinggi seperti
tornado, bisa digambarkan melalui kata water-spout. Nah, jika water-spout
terjadi, maka penumpang isi kapal Mary Celeste tentu merasakan kapalnya seolah
akan segera tenggelam, sehingga kemungkinan besar mereka telah meninggalkan
kapal untuk menyelamatkan diri. Akan tetapi, jika memang telah terjadi
water-spout yang menyebabkan kapal dalam keadaan basah, pertanyaannya; mengapa
para penumpang tidak kembali lagi ke kapal? Dan, kalau pun memang ditinggalkan,
mengapa kapal tetap berada dalam jalur pelayaran? Karena kapal yang tetap
berada di jalur pelayaran, artinya, kemungkinan besar penumpang baru saja
meninggalkan kapal. Tapi faktanya Dei Gratia tidak menemukan indikasi itu.
Teori lain dari James Winchester >> akan
terjadi sebuah ledakan.
Saat Mary Celeste ditemukan oleh Dei Gratia, 9 tong
barel anggur ditemukan dalam keadaan kosong. Karena 9 tong anggur itu terbuat
dari kayu oak merah, bukan kayu oak putih seperti tong barel lainnya. Kita
tahu, kayu oak merah dikenal sebagai kayu yang berpori-pori besar dan gampang
bocor. Mungkin ini adalah salah satu teori yang paling logis di antara lainnya.
Sederhananya kira-kira seperti ini; Spooner yang tidak pernah membawa barang
berbahaya, seperti alkohol, mungkin telah memutuskan untuk meninggalkan kapal
saat mencium bau alkohol karena takut akan adanya ledakan. Teori ini diperkuat
oleh Conrad Byers, seorang sejarawan, yang mempercayai jika teori ini yang
paling masuk akal. Byers percaya, jika Spooner mungkin telah memerintahkan anak
buahnya untuk membuka lubang palka sehingga menimbulkan semburan uap. Sang
kapten, Spooner, mengira akan terjadi sebuah ledakan dan akhirnya memerintahkan
awak kapal untuk meninggalkan kapal sesegera mungkin.
Teori Winchester juga disempurnakan oleh ilmuwan
dari Jerman, Eigel Wiese. Dia meminta tim dari University College London untuk
melakukan eksperimen yang menunjukkan efek ledakan uap alkohol. Dalam
eksperimen tersebut, terbukti bahwa uap alkohol yang terbakar telah meledakkan
lubang palka sehingga penutupnya terungkap, namun ledakan itu tidak cukup kuat
untuk merusak sekelilingnya. Nah, karena panik, Spooner kemungkinan besar
segera memerintahkan seluruh penumpang untuk meninggalkan kapal.
Tapi sekali lagi, pertanyaannya adalah bukankah
faktanya Mary Celeste ditemukan tanpa tercium bau-bau alkohol? Dan, kalau
memang bau alkohol tersebut telah hilang karena ditemukan dalam beberapa hari kemudian,
pertanyaannya; apa benar, seorang Spooner, yang begitu berpengalaman telah
memerintahkan anggota kapalnya hanya karena merasa panik? Dilihat dari kacamata
psikologis, hal ini cenderung tidak memungkinkan. Sekali pun teori ini dianggap
sebagai teori yang paling mendekati kebenaran secara ilmiah, tapi tidak satu
pun keputusan yang dapat memvalidkan kebenarannya.
Pada akhirnya, Mary Celeste dijual oleh James
Winchester, dan diklaim telah rugi besar. Dalam 13 tahun setelah dijual oleh
James, Mary Celeste berpindah kepemilikan sebanyak 17 kali. 3 Januari 1885,
sang pemilik terakhir adalah GC Parker. Dan Parker berusaha menenggelamkan Mary
Celeste di lautan Karibia, dengan cara membakarnya. Hal ini dilakukan untuk
menipu perusahaan asuransi. Ketika itu, Mary Celeste memuat kargo yang diasuransikan
dengan nilai besar. Tapi usaha penipuan Parker terlebih dahulu diketahui oleh
pihak otoritas, dan parker pun dijebloskan ke dalam penjara. Akibat rusak berat
yang dilakukan oleh Parker, Mary Celeste dibiarkan begitu saja tanpa kembali
dibawa ke ketepian, sehingga akhirnya Mary Celeste perlahan-lahan tenggelam –
dengan sejuta misteri yang hingga saat ini masih jadi pertanyaan banyak pihak.
© rrk
0 komentar:
Posting Komentar