Misteri Kapal Mary Caleste (2)



Artikel ini adalah bagian dari post sebelumnya: Misteri Kapal Mary Caleste (1)

Fakta ini membuat teori adanya serangan ”bajak laut” jadi hal yang hampir tidak mungkin: tidak ada tanda-tanda kekerasan yang terjadi di atas kapal, atau setidaknya, barang-barang berharga menghilang. Tetapi, faktanya sama sekali berlawanan.

Oliver memasuki ruangan salah satu awak kapal Mary celeste, Albert Richardson. Di dalamnya, Oliver menemukan beberapa tulisan yang terlihat seperti kalkulasi tapi tidak selesai. Dan saat memasuki ruangan Spooner, Oliver tidak menemui adanya catatan yang menyangkut ihwal kabar mengenai cuaca buruk.
Setelah Mary Celeste dibawa ke Genoa, penyelidikan misteri ini pun segera diteliti oleh tim Vice Admiralty Court. Namun, teori-teori yang disampaikan oleh pihak peneliti tidak cukup memuaskan.
Ada banyak teori yang berusaha mengungkap misteri Mary Celeste, di antaranya:

>> diculik oleh Alien, tersedot lorong waktu, dilahap monster-monster laut, sampai indikasi karena segitiga bermuda.

 Tapi, kesemuaan teori di atas nyatanya hoax belaka. Teori segitiga bermuda jadi tidak mungkin sebab posisi kapal sangat jauh dari tempat kejadian. Diculik Alien pun tidak mungkin, tersedot lorong waktu, mau pun dilahap oleh monster-monster laut sangatlah tidak logis. Jika memang kapal telah diserang oleh monster laut, pertanyaannya; mengapa kapal masih dalam keadaan baik-baik saja—seakan-akan, monster laut yang menyerang adalah monster pembunuh yang cinta lingkungan? Intinya, teori-teori tadi sangatlah tidak memungkinkan. Sebab, selain keadaan kapal yang masih ”sehat-sehat saja”, juga tidak ditemukan bercak-bercak darah yang dapat menguatkan teori-teori tersebut.

Teori lain menyebutkan:

>> pembunuhan oleh kru Dei Gratia.

Teori ini juga tidak relevan, sebab, Mary Celeste telah lebih dahulu berlayar dari kejauhan hari (sekitar satu minggu) sebelum kapal Dei Gratia berlayar. Lagi pula, hal ini telah dibantah oleh David, dkk. Dan otoritas berwenang pun tidak menemukan tanda-tanda adanya pembunuhan terselubung.

>> terjadi badai besar.

Mungkin ini terdengar sedikit logis. Namun, jika memang Mary Celeste telah diamuk oleh badai besar, pertanyaannya; mengapa kapal tidak tenggelam? Dan juga, fakta-fakta mengenai teori ini dianggap lemah; jumlah air di kapal tidak cukup untuk menenggelamkannya, dan kapten kapal, Spooner, yang berpengalaman tentu mengetahui hal ini sehingga dia tidak gegabah memerintahkan evakuasi. Satu hal lagi yang menampik teori tersebut; menurut laporan setempat, tidak ada terjadinya badai di sekitar wilayah.

Kemudian teori dari David Williams >> terjadi gempa bumi.

Menurut David Williams, yang pernah mengalami beberapa kali gempa bumi ketika sedang berlayar; ada kemungkinan gempa bumi telah terjadi dan membuka 9 tong barel berisi alkohol yang kemudian bocor ke lambung kapal. Menurutnya, gempa inilah yang menyebabkan perapian di dek bergeser. Sementara bau alkohol dan bara api yang tercium mungkin telah membuat para awak meninggalkan kapal untuk menyelamatkan diri dan karena Mary Celeste terus berlayar, maka para awak yang telah berada di dalam sekoci tak dapat lagi mengejar kapal sehingga mereka tewas di lautan.

Tapi sekali lagi, meski agak logis dari teori-teori sebelumnya, asumsi ini menjadi lemah karena para awak kapal Dei Gratia tidak merasakan adanya gempa, demikian pula pengakuan dari penduduk sekitar Portugis. Dan fakta menyebutkan sama sekali tidak ada bau alkohol yang tercium dari kapal serta tidak terbukti adanya tumpahan-tumpahan alkohol.

>> adanya water-spout, semburan air.

Semburan air laut yang menjulang tinggi seperti tornado, bisa digambarkan melalui kata water-spout. Nah, jika water-spout terjadi, maka penumpang isi kapal Mary Celeste tentu merasakan kapalnya seolah akan segera tenggelam, sehingga kemungkinan besar mereka telah meninggalkan kapal untuk menyelamatkan diri. Akan tetapi, jika memang telah terjadi water-spout yang menyebabkan kapal dalam keadaan basah, pertanyaannya; mengapa para penumpang tidak kembali lagi ke kapal? Dan, kalau pun memang ditinggalkan, mengapa kapal tetap berada dalam jalur pelayaran? Karena kapal yang tetap berada di jalur pelayaran, artinya, kemungkinan besar penumpang baru saja meninggalkan kapal. Tapi faktanya Dei Gratia tidak menemukan indikasi itu.

Teori lain dari James Winchester >> akan terjadi sebuah ledakan.

Saat Mary Celeste ditemukan oleh Dei Gratia, 9 tong barel anggur ditemukan dalam keadaan kosong. Karena 9 tong anggur itu terbuat dari kayu oak merah, bukan kayu oak putih seperti tong barel lainnya. Kita tahu, kayu oak merah dikenal sebagai kayu yang berpori-pori besar dan gampang bocor. Mungkin ini adalah salah satu teori yang paling logis di antara lainnya. Sederhananya kira-kira seperti ini; Spooner yang tidak pernah membawa barang berbahaya, seperti alkohol, mungkin telah memutuskan untuk meninggalkan kapal saat mencium bau alkohol karena takut akan adanya ledakan. Teori ini diperkuat oleh Conrad Byers, seorang sejarawan, yang mempercayai jika teori ini yang paling masuk akal. Byers percaya, jika Spooner mungkin telah memerintahkan anak buahnya untuk membuka lubang palka sehingga menimbulkan semburan uap. Sang kapten, Spooner, mengira akan terjadi sebuah ledakan dan akhirnya memerintahkan awak kapal untuk meninggalkan kapal sesegera mungkin.

Teori Winchester juga disempurnakan oleh ilmuwan dari Jerman, Eigel Wiese. Dia meminta tim dari University College London untuk melakukan eksperimen yang menunjukkan efek ledakan uap alkohol. Dalam eksperimen tersebut, terbukti bahwa uap alkohol yang terbakar telah meledakkan lubang palka sehingga penutupnya terungkap, namun ledakan itu tidak cukup kuat untuk merusak sekelilingnya. Nah, karena panik, Spooner kemungkinan besar segera memerintahkan seluruh penumpang untuk meninggalkan kapal.

Tapi sekali lagi, pertanyaannya adalah bukankah faktanya Mary Celeste ditemukan tanpa tercium bau-bau alkohol? Dan, kalau memang bau alkohol tersebut telah hilang karena ditemukan dalam beberapa hari kemudian, pertanyaannya; apa benar, seorang Spooner, yang begitu berpengalaman telah memerintahkan anggota kapalnya hanya karena merasa panik? Dilihat dari kacamata psikologis, hal ini cenderung tidak memungkinkan. Sekali pun teori ini dianggap sebagai teori yang paling mendekati kebenaran secara ilmiah, tapi tidak satu pun keputusan yang dapat memvalidkan kebenarannya.

Pada akhirnya, Mary Celeste dijual oleh James Winchester, dan diklaim telah rugi besar. Dalam 13 tahun setelah dijual oleh James, Mary Celeste berpindah kepemilikan sebanyak 17 kali. 3 Januari 1885, sang pemilik terakhir adalah GC Parker. Dan Parker berusaha menenggelamkan Mary Celeste di lautan Karibia, dengan cara membakarnya. Hal ini dilakukan untuk menipu perusahaan asuransi. Ketika itu, Mary Celeste memuat kargo yang diasuransikan dengan nilai besar. Tapi usaha penipuan Parker terlebih dahulu diketahui oleh pihak otoritas, dan parker pun dijebloskan ke dalam penjara. Akibat rusak berat yang dilakukan oleh Parker, Mary Celeste dibiarkan begitu saja tanpa kembali dibawa ke ketepian, sehingga akhirnya Mary Celeste perlahan-lahan tenggelam – dengan sejuta misteri yang hingga saat ini masih jadi pertanyaan banyak pihak.

© rrk


Terkait

Description: Misteri Kapal Mary Caleste (2) Rating: 4.5 Reviewer: Unknown ItemReviewed: Misteri Kapal Mary Caleste (2)
kabin baca
kabin baca Updated at: 08.04

0 komentar:

Posting Komentar